Untuk kalian
yang berebut tahta
Surat
terbuka dari anak seorang tokoh Proklamator dan juga beberapa balasannya yang
jelas kontra terhadap isi surat terbuka tersebut, dan banyak pula media-media
yang memberitakan tentang kedua pasangan capres & cawapres kita, membuat saya tergugah untuk ikut bicara.
Sebelumnya saya tekankan disini bahwa saya sama sekali tidak ada keterlibatan
langsung dengan kedua capres & cawapres yang saat ini sedang bersaing
memperebutkan tahta menjadi orang nomor 1 di Indonesia.
Saya hanya seorang remaja biasa, yang peduli dengan
Indonesia. Saya disini tidak akan membela satu kubu baik itu, Probowo – Hatta ataupun
Jokowi – Jusuf Kalla, karena sampai saat
ini saya belum memutuskan akan memilih siapa. Dan saya hanya ingin mengulas
berita-berita yang sudah beredar.
Kita
bicara soal Capresnya dahulu baru ke Cawapresnya :
1.
Prabowo
Subianto
Bicara
mengenai seorang Prabowo, yang terbesit di dalam pikiran khalayak adalah “ORDE
BARU”. orang – orang, bahkan media pun selalu mengungkit masa lalunya ketika
masa orde baru, banyak yang bilang bahwa Prabowolah dalang dari penculikan para
aktifis tahun 1998 tersebut yang hingga pada akhirnya, Prabowo di pecat dari
anggota kemiliterannya. dan kini ketika Prabowo mencalonkan menjadi Presiden,
munculah surat pemecatan Prabowo dari anggota kemiliteran,yang entah dari mana
sumber tersebut, masyarakat tidak pernah mengetahuinya dan yang pasti sekarang
adem ayem tanpa ada kelanjutan ceritanya. Saya bingung kepada kalian yang
selalu megungkit tentang masa lalunnya, dan banyak juga yang ketakutan ketika seorang
Prabowo mencalonkan menjadi Presiden, banyak dari mereka yang takut jika
Prabowo terpilih menjadi Presiden, maka kita akan dibawa kembali ke masa Orde
Baru, dan ketakutan itu pun disertai dengan tanggapan bahwa Probowo adalah
Jilid 2 dari Soeharto. Mungkin saya terlalu Bodoh, ketika saya membicarakan
mengenai tahun 1998, kenapa ?? karena pada tahun 1998, usia saya baru 3tahun,
mungkin saya adalah salah satu orang yang menjadi korban kebodohan kalian,
karena ketidak tahuan saya mengenai tahun tersebut, apalagi sekarang dengan
jaman yang semakin serba canggih untuk mendapatkan sebuah informasi tentang
masa lalu, menyebabkan saya ataupun orang-orang seusia saya diracuni dengan
informasi-informasi tentang tahun 1998, yang tidak disertai dengan pemahaman
yang pasti kepada kami. Lepas dari tahun 1998 atau orde baru, seorang Prabowo
ternyata dipemasalahkan oleh beberapa kalangan, yang permasalahannya hanya
karena seorang Prabowo Subianto saat ini tidak memiliki Istri atau lebih
tepatnya seorang Duda, yang artinya ketika Prabowo terpilih menjadi Presiden,
tidak akan ada yang menjadi Ibu Negara. Yang saya tanyakan kepada para kalangan
yang mempermasalahkan status perkawinan Prabowo, saya hanya ingin bertanya, apa
peran seorang Ibu negara, selain menjadi pendamping Bapak negara ?? karena
selama ini, saya melihat peran dari seorang Ibu negara, hanya mendampingi Bapak
negara ketika hendak berpergian ke suatu tempat, itu saja. Yang lainnya, apa
??. jika membicarakan pendamping kan sudah ada wakil presiden yang
mendampinginya, serta tugas dan perannya pun jelas.
Dengan semua berita-berita yang beredar mengenai
masa lalu Prabowo, stop jangan di ungkit kembali, bukan karena saya pendukung
Prabowo atau tidak mau mendengarkan sejarah mengenai masa Orde baru,bukan itu.
Tapi, pikirkanlah untuk kedepannya, jangan sampai masa lalu yang membuat efek
negatif terhadap negara kita, terulang kembali, dan jadikanlah masa lalu
tersebut menjadi bahan pembelajaran untuk kita kedepannya.
2.
Joko
widodo ( Jokowi )
Bicara
mengenai seorang Jokowi, orang-orang pasti langsung ingat dengan kata
“BLUSUKAN”. Yuppzz orang yang satu ini, sepertinya identik dengan kata Blusukan
tersebut, entah itu memang hobinya, ataupun memang caranya untuk lebih dekat
dengan masyarakatnya. Dari dia menjabat sebagai walikota Solo sampai menjadi
gubernur Jakarta, dan sekarang ketika dia mencalonkan sebagai presiden pun,
tetap dengan Blusukannya. Terlepas dari hobi blusukannya, Banyak masyarakat
yang mengatakan bahwa Jokowi tidak pernah menuntaskan jabatannya, baik itu
ketika menjadi Walikota Solo ataupun ketika menjadi Gubernur Jakarta, yang
dimana masa jabatannya adalah 5 tahun, sedangkan Jokowi hanya melaksanakannya
masing-masing sekitar 2 tahun, yang seakan-akan tidak tuntas dalam mengemban
tugas, memang didalam sumpah jabatan pun tidak dijelaskan masa jabatannya,
tetapi bukankah hal tersebut telah di teteapkan di dalam UUD 1945 ??. dan
mungkin ini adalah salah satu ketakutan tersendiri bagi masyarakat, jika Jokowi
terpilih nanti tidak akan tuntas atau hanya 2 tahun dalam mengemban
tugasnya.setelah itu Jokowi meninggalkan jabatannya tersebut. Tetapi, jika di
pikirkan kembali dan coba menelaahnya, ketika Jokowi meninggalkan jabatan
sebagai Wali Kota Solo, untuk menjadi seorang Gubernur Jakarta, itu jelas
tujuannya, kenapa?? Karena jabatan sebagai Gubernur itu lebih tinggi dari pada
Walikota, dan ketika telah menjabat sebagai Gubernur Jakarta, Jokowi pun
meninggalkannya untuk mencalonkan menjadi Presiden, dan itu pun jelas Presiden
lebih tinggi dari pada Gubernur, tetapi ketika Jokowi terpilih menjadi Presiden
dan dia akan meninggalkan jabatanya, untuk apa ?? karena Presiden adalah
jabatan paling tinggi di kepemimpinan. Tetapi tidak menutu kemungkinan bahwa
Jokowi akan lengser, sebelum masa jabatannya habis. Tentunya, itu akan terjadi
bila hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Jika kalian mempermasalahkan
kinerja dari Jokowi ketika di Solo dan di Jakarta, yang katanya belum tuntas
dan belum ada yang kalian rasakan selama Jokowi memimpin. Lagi – lagi saya
disini menjadi manusia yang Bodoh. Kenapa ?? karena saya bukan warga Solo
ataupun warga Jakarta, tetapi saya warga Bandung. Jadi, saya tidak mengetahui
bagaimana ketika Jokowi memimpin Solo dan Jakarta, dan saya hanya bisa
mendengarkan informasi – informasi dari kalian yang merasakan kepemimpinan
Jokowi, itu pun yang di angkat kemedia saja. Selain itu, beberapa kalangan pun
mempermasalahkan pencalonan Jokowi menjadi Presiden, hal itu di karenakan
Jokowi di sebut-sebut sebagai Boneka dari seorang Megawati, entah itu benar
atau tidak, tetapi ketika kita ulas kebelakang bahwa Megawati adalah salah satu
orang yang bersikeras untuk menjadi Presiden kembali, kita ketahui bahwa ketika
dia menjabat sebagai presiden, hutang Indonesia semakin tinggi dan Megawatilah
yang mencetuskan kerja kontrak, dan itu membuat efek yang sangat besar terhadap
kehidupan para Buruh, dan saya ingat, bahwa Megawati pernah berkata, jika dia
terpilih kembali menjadi Presiden, dia akan mencabut sistem kerja kontrak.
menurut saya, itu adalah hal yang sangat mustahil bisa dilakukan, kenapa ??
karena para pengusah telah di untungkan dengan sistem kerja kontrak, dan
membuat para pengusaha tersebut tidak usah cape-cape membayar uang pesangon
ketika karyawan kontraknya keluar, karena pesangon hanya di bayar kepada para
pegawai tetap saja. Tapi, ketika popularitas Jokowi sedang naik, Megawati
mencalonkan Jokowi untuk menjadi presiden, dan apakah seorang Jokowi bisa lepas
dari tangan seorang Megawati ?? kita lihat saja ketika Jojowi jika terpilih,
menjadi presiden.
3.
Hatta Rajasa
Hatta
Rajasa pernah menjabat sebagi menteri di dua kali kepemimpinan SBY,
Ketika
menjadi menteri Perhubungan, seorang Hatta paling di sorot karena, kenapa ??
karena, ketika Masa jabatannya sebagai Menteri Perhubungan ditandai dengan
beberapa kecelakaan transportasi yang menonjol, di antaranya musibah Mandala
Airlines Penerbangan 91, Kecelakaan KM Digoel, Musibah KM Senopati Nusantara,
Adam Air Penerbangan 574, dan Garuda Indonesia Penerbangan 200, dan masih
banyak lagi kecelakaan-kecelakaan yang lain yang berhubungan dengan
perhubungan. Ketika SBY terpilih kembali menjadi presiden, Hatta pun, di
percayai kembali menjadi seorang menteri, tetapi dengan bidang yang berbeda,
kali ini Hatta menjadi Menteri Perekonomian, dan disini saya tidak akan
berkomentar terlalu jauh karena, perekonomian negara kita pun masih sangat jauh
dari kata Sempurna. Kita tinggalkan soal menteri, kita masuk ke Tabrakan maut
yang di sebabkan oleh anak dari Hatta yang menelan korban, tentunya. Banyak
yang bilang ketidakadilan hukum di kasus ini, banyak yang mempersoalkan kenapa
anaknya tidak di tahan ?? kenapa juga hanya diberi sanksi ??. jika, kalian
tanyakan hal itu kepada orangnya langsung. Dia tidak akan bisa menjawabnya,
yang harus kalian tanya adalah kepada jaksa atau penegak hukumnya, karena
merekalah yang mempunyai wewenang mengenai seseorang di hukum atau tidak. Saya
tidak akan bahas soal hukum disini, karena nanti saya akan bahas lebih rinci
lagi. Jika Jokowi disebut-sebut sebagai Boneka dari Megawati, sama halnya
dengan Hatta yang disebut-sebut sebagai Boneka dari Amin Rais, hanya bedanya
Jokowi mencalonkan menjadi Presiden sedangkan Hatta mencalonkan menjadi wakil
presiden. Dan jika kebanyakan masyarakat berpikiran seperti itu, berarti nantinya
kita akan menjadi negara pertama yang di pimpin oleh Boneka,dan mungkin menjadi manusia
yang bodoh. Pikirkan dan
renungkan saja semua perkataan kalian.
4.
Jusuf Kalla
Ini
bukan kali pertama, seorang Jk mencalonkan menjadi wakil presiden, karena di
periode sebelumnya Jk menjadi wakil presiden mendampingi SBY, dan kali ini
menjadi pasangan Jokowi. Jika kita ingat perkataan Jk, sebelum ramai pencalonan
capres – cawapres, Jk pernah mengatakan bahwa Indonesia akan hancur, jika di
pimpin oleh Jokowi, dan sekarang dia malah menjadi wakil dari Jokowi, yang
ibaratnya mejilat ludahnya sendiri. Dan jika di pikirkan kembali dengan apa
yang dikatakan Jk sebelumnya dengan sikapnya sekarang, bahwa Jk mendukung
Indonesia untuk hancur. Selain itu, sebagian orang mengatakan, kenapa Jk mau
menjadi wakil dari Jokowi, padahal dulu Jk pun menjadi wakil presiden dari SBY
?? jika di pikir kembali, kenapa Jk mau, kenapa dia tidak mengincar jabatan
yang lebih tinggi, yaitu presiden. Dan orang-orang pun pasti langsung
berfikiran, bahwa Jk adalah seorang yang tidak mau atau enggan untuk lebih baik
atau maju dari sebelumnya. Satu hal yang saya ingat tentang pemberitaan
mengenai Jk, bahwa Jk pernah dipecat dari kementerian saat pemerintahan Gusdur,
persoalan antar benar atau tidaknya, hanya dia dan orang-orang terdekatnya yang
tahu.
Bicara
Soal Indonesia :
Ini
adalah pertama kalinya, saya memilih presiden secara langsung, karena
sebelumnya saya, belum mempunyai hak suara dan ketika saya berkomentar mengenai
pemilu ataupun politik, saya selalu di ledek, kalau anak kecil cukup diam dan
tahu saja, tanpa harus banyak komentar. Tapi, sekarang saya telah memperoleh
hak suara saya, dan orang-orang yang dulu meledek saya, kini hanya bisa beradu
argumen saja dengan saya. Ada beberapa unek-unek saya mengenai indonesia, yang
selama ini saya pendam, hanya karena saya masih kecil,katanya. Dan berikut
adalah ulasan saya terhadap Indonesia yang masih berkaitan dengan Capres &
Cawapres Kita.
-
Ekonomi
Kedua capres dan cawapres kita, di dalam kampanyenya
selalu menggembar gemborkan ingin memperbaiki perekonomian di negara kita.
Hanya sekedar saran kepada kalian, jika ingin memperbaiki perekonomian kita, berantas
dulu para koruptornya. Karena merekalah biang dari ini semua, dan mungkin kalau
tidak ada korupsi di negara kita, lambat laun kita pasti bisa memperbaiki
perekonomian negara kita.
-
Politik
Kita
bicara soal partai politiknya terlebih dahulu, partai politik dinegara kita itu
banyak, saking banyaknya saya sampai lupa partai politik apa saja yang ada di
negara kita, baik yang lolos verifikasi ataupun yang tidak lolos verifikasi, dan bisa saya katakan di sini, bahwa partai-partai
politik di negara kita adalah partai
politik yang paling kompak, saking kompaknya timbul lah perpecahan di dalam
partai politik itu sendiri. Dan yang paling mengerikan adalah banyak money
politic atau yang biasa disebut dengan politik uang, mereka menjadikan
uang hanya untuk popularitas semata, agar masyarakat tidak tahu
kebusukan-kebusukan mereka, dan yang lebih hebatnya tidak ada media, yang
berani mengungkap secara rinci tentang kebusukannya. Yaaa.... mungkin ada uang
juga di balik itu semua, I don’t know, and don,t want to know, let
them and God knows.
-
Hukum
Hukum
di Indonesia adalah Hukum yang paling adil, saking adilnya hukum kita, seorang
bocah pencuri sandal jepit yang berusia
15 tahun, mendapatkan ancaman hukuman lima tahun penjara sementara banyak
koruptor yang dihukum hanya 1,5 tahun bahkan banyak pula yang masih berkeliaran
malah tampil jadi pemimpin di negeri tercinta ini dan tidak malu-malu pula
memberi nasehat kepada negeri ini. Yang ibaratnya Lu punya duit, lu bebas, lu ga
punya duit, lu dipenjara.
Jadi intinya, hukum kita hanya berlaku kepada orang yang tidak punya uang atau
orang miskin, dan tidak berlaku kepada orang yang punya uang atau orang kaya.
Saya jadi teringat salah satu lagu yang pernah populer saat itu,
“Lucunya
di negeri ini
Hukuman bisa dibeli
Kita orang yang lemah
Pasrah akan keadaan.”
(Andaiku gayus tambunan – Bona)
-
Pendidikan
Pendidikan
menjadi topik terakhir, yang akan saya bahas disini. Bicara soal pendidikan,
mungkin kita masih kalah dengan negara-negara berkembang lainnya, kenapa ??
saya tidak akan menjelaskannya, karena saya yakin kalian mempunyai jawaban
tersendiri.
Pendidikan
menjadi sorotan utama dalam segala hal, baik dalam melamar pekerjaan,menjadi PNS,
menjadi polisi, dokter, bahkan menjadi anggota dewan pun pendidikan lah yang di
utamakan, tapi sayangnya sorotan utama itu, malah menjadikan negara kita
menjadi negara yang kebanyakan orangnya tidak berpendidikan, bahkan tidak
pernah mengenal yang namanya sekolah. Mati enggan, Hiduppun tak mau, saya rasa kata-kata itu pantas untuk menggambarkan
pendidikan kita. Jika kalian protes dengan kata-kata tersebut, tolong kasih tau
saya, kata-kata apa yang cocok untuk menggambarkan pendidikan kita.
Para
pelajar di negara kita itu banyak yang kreatif, tapi sayangnya kekreatifan
mereka tidak dibarengi oleh perhatian dari pemerintahan, mungkin ada perhatian
kalian kepada pelajar kreatif, tapi itu hanya di awal saja, selanjutnya ??
HILANG bak di telan bumi. Para pelajar kreatif itupun dilupakan.
Negaraku Indonesia, untuk siapapun yang
membaca dan khususnya untuk Presiden yang terpilih kelak, tolong benahi negara
kami tercinta ini, negara dimana kami dilahirkan, negara dimana kami
dibesarkan, dan negara dimana kami dapat melihat kondisi negara kami, dengan
mata kami sendiri, negara yang akan menjadi saksi kehidupan kami, serta negara
yang akan menjadi saksi kematian kami. Kami hanya ingin ketentraman,
kesejahteraan serta kedamaian antar agama,suku,ataupun budaya.
Cukup, untuk kita terus menangis
melihat kondisi negara kita yang belum benar-benar Merdeka, karena sudah
saatnya kita untuk tersenyum, tersenyum dengan ketentraman, kesejahteraan,
kedamaian serta keadilan yang benar-benar bisa kita rasakan.
Dan
cukup, cukup untuk kita terus melihat masa lalu, jangan sampai kita hanyut
dalam nostalgia masa lalu negeri ini, ingat kawan !!! Kita hidup untuk masa depan,
bukan hidup untuk masa lalu. Boleh
kita melirik sedikit, tentang masa lalu kita, tapi jangan sampai terlena untuk
kembali, jadikanlah masa lalu kita itu menjadi sebuah kenangan dan cerita untuk
anak dan cucu kita, serta para pemuda bangsa harapan indonesia di kemudian
hari, yang insyallah akan membawa negara kita, menjadi negara yang maju.
Mohon maaf bila ada kata yang kurang
tepat, ataupun kata yang menyinggung kalian, saya menulis ini sesuai apa yang
saya lihat, dan tanpa ada niatan sedikitpun untuk menyinggung kalian, satu hal
jika
kalian tersinggung berarti kalian merasa, dan jika kalian merasa silahkan
intropeksi diri.
Salam,
Bandung,4 Juli 2014
Atin Apriyani